Rabu, 29 Juni 2011

Mengapa wanita sering menangis tanpa alasan??

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya “Mengapa engkau menangis?”

“Karena aku seorang wanita”, kata sang ibu kepadanya.

“Aku tidak mengerti”, kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, “Dan kau tak akanpernah mengerti”.

“Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya,”Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?”

“Semua wanita menangis tanpa alasan”, hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanitamenangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, “Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?”

Tuhan berkata: “Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk

memberikan kenyamanan “

“Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak- anaknya “

“Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh “

“Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya “

“Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya “

“Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu”

“Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.”

“Kau tahu: Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.”

“Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya – tempat dimana cinta itu ada.”

Ayah, Kembalikan Tangan Dita.

Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" ....

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sudah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah. "Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah.. sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tdk akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?... Bagaimana Dita mau bermain nanti?... Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, " katanya berulang-ulang.

Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf.

Because of You

by Kelly Clarkson

I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself cause my heart so much misery
I will not break the way you did
You fell so hard
I've learned the hard way, to never let it get that far

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you
I learned to play on the safe side
So I don't get hurt
Because of you
I find it hard to trust
Not only me, but everyone around me
Because of you
I am afraid

I lose my way
And it's not too long before you point it out
I cannot cry
Because I know that's weakness in your eyes
I'm forced to fake a smile, a laugh
Every day of my life
My heart can't possibly break
When it wasn't even whole to start with

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you
I learned to play on the safe side
So I don't get hurt
Because of you
I find it hard to trust
Not only me, but everyone around me
Because of you
I am afraid

I watched you die
I heard you cry
Every night in your sleep
I was so young
You should have known better than to lean on me
You never thought of anyone else
You just saw your pain
And now I cry
In the middle of the night
For the same damn thing

Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you
I learned to play on the safe side
So I don't get hurt
Because of you
I tried my hardest just to forget everything
Because of you
I don't know how to let anyone else in
Because of you
I'm ashamed of my life because it's empty
Because of you
I am afraid

Because of you
Because of you

If Tomorrow Never Comes ..

I've a good story...

Segalanya berawal ketika saya masih berumur 6 tahun. Ketika saya sedang bermain di halaman rumah saya di California, saya bertemu seorang anak laki-laki. Dia seperti anak laki-laki lainnya yang menggoda saya dan kemudian saya mengejarnya dan memukulnya. Setelah pertemuan pertama dimana saya memukulnya, kami selalu bertemu dan saling memukul satu sama lain di batas pagar itu. Tapi itu tidaklah lama. Kami selalu bertemu di pagar itu dan kami selalu bersama. Saya menceritakan semua rahasia saya. Dia sangat pendiam, dia hanya mendengarkan apa yg saya katakan.

Saya menganggap dia enak diajak bicara dan saya dapat berbicara kepadanya
tentang apa saja.

Di sekolah, kami memiliki teman-teman yang berbeda tapi ketika kami pulang ke
rumah, kami selalu berbicara tentang apa yg terjadi di sekolah. Suatu hari, saya
bercerita kepadanya tentang anak laki-laki yang saya sukai tetapi anak laki-laki itu telah menyakiti hati saya. Dia menghibur saya dan mengatakan segalanya akan baik-baik saja.
Dia memberikan kata-kata yang mendukung dan membantu saya untuk melupakannya. Saya
sangat bahagia dan menganggapnya sebagai teman sejati. Tetapi saya tahu
bahwa sesungguhnya ada yg lain dari dirinya yang saya suka. Saya memikirkannya
malam itu dan memutuskan kalau itu adalah rasa persahabatan. Selama SMA dan
semasa kelulusan, kami selalu bersama dan tentu saja saya berpikir bahwa ini
adalah persahabatan. Tetapi jauh di lubuk hati, saya tahu bahwa ada sesuatu
yang lain. Pada malam kelulusan, meskipun kami memiliki pasangan sendiri-sendiri,
sesungguhnya saya menginginkan bahwa sayalah yg menjadi pasangannya.

Malam itu, setelah semua orang pulang, saya pergi ke rumahnya untuk
mengatakannya. Malam itu adalah kesempatan terbesar yang saya miliki tapi saya
hanya duduk di sana dan memandangi bintang bersamanya dan bercakap-cakap tentang
cita-cita kami berdua. Saya melihat ke matanya dan mendengarkan ia bercerita tentang impiannya. Dia bercerita bagaimana dia ingin menjadi orang kaya dan sukses. Yang dapat saya lakukan hanya menceritakan impian saya dan duduk dekat dengan dia. Saya pulang ke
rumah dengan terluka karena saya tidak mengatakan perasaan saya yang sebenarnya. Saya sangat ingin mengatakan bahwa saya sangat mencintainya tapi saya takut. Saya membiarkan perasaan itu pergi dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa suatu hari saya akan mengatakan kepadanya mengenai perasaan saya.

Selama di universitas, saya ingin mengatakan kepadanya tetapi dia selalu
bersama-sama dengan seseorang. Setelah lulus, dia mendapatkan pekerjaan di New
York. Saya sangat gembira untuknya, tapi pada saat yang sama saya sangat
bersedih menyaksikan kepergiannya. Saya sedih karena saya menyadari ia pergi
untuk pekerjaan besarnya. Jadi.. saya menyimpan perasaan saya untuk diri saya
sendiri dan melihatnya pergi dengan pesawat. Saya menangis ketika saya
memeluknya karena saya merasa seperti ini adalah saat terakhir. Saya pulang ke
rumah malam itu dan menangis. Saya merasa terluka karena saya tidak
mengatakan apa yg ada di hati saya.

Saya memperoleh pekerjaan sebagai sekretaris dan akhirnya menjadi seorang analisis
komputer. Saya sangat bangga dengan prestasi saya. Suatu hari saya menerima undangan pernikahan. Undangan itu darinya. Saya bahagia dan sedih pada saat yang bersamaan.

Sekarang saya tahu kalau saya tak akan pernah bersamanya dan kami hanya bisa menjadi teman. Saya pergi ke pesta pernikahan itu pada bulan berikutnya. Itu adalah peristiwa besar.

Saya bertemu dengan pengantin wanita dan tentu saja juga dengannya. Sekali lagi
saya merasa jatuh cinta. Tapi saya bertahan agar tidak mengacaukan apa yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagi mereka. Saya mencoba bersenang-senang malam itu, tapi sangat menyakitkan hati melihat dia begitu bahagia dengan pasangannya dan saya mencoba untuk bahagia menutupi air mata kesedihan yang ada di hati saya. Saya meninggalkan New York merasa bahwa saya telah melakukan hal yang tepat. Sebelum saya berangkat, tiba-tiba dia muncul dan mengucapkan salam perpisahan dan mengatakan betapa ia sangat bahagia bertemu dengan saya.

Saya pulang ke rumah dan mencoba melupakan semua yang terjadi di New York. Kehidupan saya terus berjalan. Tahun demi tahun berlalu... Kami saling menulis surat dan bercerita mengenai hal yang terjadi dan bagaimana dia rindu untuk berbicara dengan saya.

Pada suatu ketika, dia tak pernah lagi membalas surat saya. Saya sangat kuatir mengapa dia tidak membalas surat saya meskipun saya telah menulis enam surat kepadanya.

Ketika semuanya seolah tiada harapan, tiba-tiba saya menerima sebuah catatan kecil mengatakan: "Temui saya di pagar dimana kita biasa bercakap-cakap". Saya pergi ke sana dan melihatnya di sana. Saya sangat bahagia melihatnya, tetapi dia sedang patah hati dan bersedih. Kami berpelukan sampai kami kesulitan untuk bernafas.

Kemudian ia menceritakan kepada saya tentang perceraian dan mengapa dia tidak pernah menulis surat kepada saya. Dia menangis sampai dia tidak dapat menangis lagi... Akhirnya kami kembali ke rumah dan bercerita dan tertawa bersama. Akan tetapi, saya tetap tidak
dapat mengatakan kepadanya bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya kepadanya.

Hari-hari berikutnya, dia gembira dan melupakan semua masalah dan perceraiannya. Saya jatuh cinta lagi kepadanya. Ketika tiba saatnya dia kembali ke New York, saya menemuinya dan menangis. Saya benci melihatnya harus pergi. Dia berjanji untuk menemui saya setiap kali dia mendapat libur. Saya tak dapat menunggu saat dia datang sehingga saya dapat bersamanya. Kami selalu bergembira ketika sedang bersama.

Suatu hari dia tidak muncul sebagaimana yg telah dijanjikan. Saya berpikir bahwa mungkin dia sibuk. Hari berganti bulan dan saya melupakannya.

Suatu hari saya mendapat telepon dari New York. Pengacara mengatakan bahwa ia telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil dalam perjalanan ke airport. Hati saya patah. Saya sangat terkejut akan kejadian ini. Sekarang saya tahu, mengapa ia tidak muncul hari itu. Saya menangis semalaman. Air mata kesedihan dan kepedihan; bertanya-tanya mengapa hal ini
bisa terjadi terhadap seseorang yg begitu baik seperti dia?

Saya mengumpulkan barang-barang saya dan pergi ke New York untuk pembacaan surat wasiatnya. Tentu saja semunya diberikan kepada keluarganya dan mantan istrinya. Akhirnya saya dapat bertemu dengan mantan istrinya lagi setelah saat terakhir kali saya bertemu pada pesta pernikahan. Dia menceritakan bagaimana mantan suaminya. Tapi suaminya selalu tampak tidak bahagia. Apapun yang dia kerjakan, tidak bisa membuat suaminya bahagia seperti saat pesta pernikahan mereka.

Ketika surat wasiat dibacakan, satu-satunya yang diberikan kepada saya adalah sebuah diary. Itu adalah diary kehidupannya. Saya menangis karena itu diberikan kepada saya. Saya tak dapat berpikir, mengapa ini diberikan pada saya?

Saya mengambilnya dan terbang kembali ke California. Ketika di pesawat, saya teringat saat-saat indah yang kami miliki bersama. Saya mulai membaca diary itu. Diary dimulai ketika hari pertama kami berjumpa. Saya terus membaca sampai akhirnya saya mulai menangis. Diary itu bercerita bahwa dia jatuh cinta kepada saya di hari ketika saya patah hati.

Tapi dia takut untuk mengatakannya kepada saya. Itulah sebabnya mengapa dia begitu diam dan mendengarkan segala perkataan saya. Diary itu menceritakan bagaimana dia ingin mengatakannya kepada saya berkali-kali, tetapi dia takut. Diary itu bercerita pula ketika dia di New York dan jatuh cinta pada orang lain. Bagaimana dia begitu bahagia ketika bertemu dan berdansa dengan saya di hari pernikahannya. Dia menulis bahwa ia membayangkan kalau itu adalah pernikahan kami. Bagaimana dia selalu tidak bahagia sampai akhirnya harus menceraikan istrinya. Saat-saat terindah dalam kehidupannya adalah ketika membaca huruf demi huruf yg saya tulis kepadanya.

Akhirnya diary itu berakhir dengan tulisan:
"Hari ini saya akan mengatakan kepadaanya kalau saya mencintainya"
Itu adalah hari dimana dia meninggal. Hari dimana pada akhirnya saya akan mengetahui apa yang sesungguhnya ada dalam hatinya..

Karena itu, jika kamu mencintai seseorang,

"JANGAN PERNAH MENUNGGU HARI ESOK UNTUK MENGATAKAN KEPADANYA"

Selasa, 28 Juni 2011

Isaac (Sir) Newton (1642-1727) England

Newton was an industrious lad who built marvelous toys (e.g. a model windmill powered by a mouse on treadmill). At about age 22, on leave from University, this genius began revolutionary advances in mathematics, optics, dynamics, thermodynamics, acoustics and celestial mechanics. He is most famous for his Three Laws of Motion (inertia, force, reciprocal action) and Law of Universal Gravitation. As Newton himself acknowledged, the Laws weren't fully novel: Hipparchus, Ibn al-Haytham, Galileo and Huygens had all developed much basic mechanics already, and Newton credits the First Law itself to Aristotle. (However, since Christiaan Huygens, the other great mechanist of the era and who had also deduced that Kepler's laws imply inverse-square gravitation, considered the action at a distance in Newton's universal gravitation to be "absurd," at least this much of Newton's mechanics must be considered revolutionary. Newton's other intellectual interests included chemistry, theology, astrology and alchemy.) Although this list is concerned only with mathematics, Newton's greatness is indicated by the wide range of his physics: even without his revolutionary Laws of Motion and his Cooling Law of thermodynamics, he'd be famous just for his work in optics, where he explained diffraction and observed that white light is a mixture of all the rainbow's colors. (Although his corpuscular theory competed with Huygen's wave theory, Newton understood that his theory was incomplete without waves, and thus anticipated wave-particle duality.) Newton also designed the first reflecting telescope, first reflecting microscope, and the sextant.

Although others also developed the techniques independently, Newton is regarded as the Father of Calculus (which he called "fluxions"); he shares credit with Leibniz for the Fundamental Theorem of Calculus (that integration and differentiation are each other's inverse operation). He applied calculus for several purposes: finding areas, tangents, the lengths of curves and the maxima and minima of functions. In addition to several other important advances in analytic geometry, his mathematical works include the Binomial Theorem, his eponymous numeric method, the idea of polar coordinates, and power series for exponential and trigonometric functions. (His equation ex = xk / k! has been called the "most important series in mathematics.") He contributed to algebra and the theory of equations; he was first to state Bézout's Theorem; he generalized Déscartes' rule of signs. (The generalized rule of signs was incomplete and finally resolved two centuries later by Sturm and Sylvester.) He developed a series for the arcsin function. He developed facts about cubic equations (just as the "shadows of a cone" yield all quadratic curves, Newton found a curve whose "shadows" yield all cubic curves). He proved that same-mass spheres of any radius have equal gravitational attraction: this fact is key to celestial motions. He discovered Puiseux series almost two centuries before they were re-invented by Puiseux. (Like some of the greatest ancient mathematicians, Newton took the time to compute an approximation to π; his was better than Vieta's, though still not as accurate as al-Kashi's.)

Newton is so famous for his calculus, optics and laws of motion, it is easy to overlook that he was also one of the greatest geometers. He solved the Delian cube-doubling problem. Even before the invention of the calculus of variations, Newton was doing difficult work in that field, e.g. his calculation of the "optimal bullet shape." Among many marvelous theorems, he proved several about quadrilaterals and their in- or circum-scribing ellipses, and constructed the parabola defined by four given points. He anticipated Poncelet's Principle of Continuity. An anecdote often cited to demonstrate his brilliance is the problem of the brachistochrone, which had baffled the best mathematicians in Europe, and came to Newton's attention late in life. He solved it in a few hours and published the answer anonymously. But on seeing the solution Jacob Bernoulli immediately exclaimed "I recognize the lion by his footprint."

In 1687 Newton published Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, surely the greatest scientific book ever written. The motion of the planets was not understood before Newton, although the heliocentric system allowed Kepler to describe the orbits. In Principia Newton analyzed the consequences of his Laws of Motion and introduced the Law of Universal Gravitation. (In this work Newton also proved important theorems about inverse-cube forces, work largely unappreciated until Chandrasekhar's modern-day work.) The notion that the Earth rotated about the Sun was introduced in ancient Greece, but Newton explained why it did, and the Great Scientific Revolution began. Newton once wrote "Truth is ever to be found in the simplicity, and not in the multiplicity and confusion of things." Sir Isaac Newton was buried at Westminster Abbey in a tomb inscribed "Let mortals rejoice that so great an ornament to the human race has existed."

Newton ranks #2 on Michael Hart's famous list of the Most Influential Persons in History. (Muhammed the Prophet of Allah is #1.) Whatever the criteria, Newton would certainly rank first, or behind only Einstein, on any list of physicists, or scientists in general, but some listmakers would demote him slightly on a list of pure mathematicians: his emphasis was physics not mathematics, and the contribution of Leibniz (Newton's rival for the title Inventor of Calculus) lessens the historical importance of Newton's calculus. One reason I've ranked him at #1 is a comment by Gottfried Leibniz himself: "Taking mathematics from the beginning of the world to the time when Newton lived, what he has done is much the better part."

Albert Einstein (1879-1955) Germany, Switzerland, U.S.A.

Albert Einstein was probably the greatest physicist in all of history (some would say Isaac Newton shares that honor). The atomic theory achieved general acceptance only after Einstein's 1905 paper which showed that atoms' discreteness explained Brownian motion. Another famous 1905 paper introduced the famous equation E = mc2; yet Einstein published other papers that same year, two of which were more important and influential than either of the two just mentioned! No wonder that physicists speak of the Miracle Year without bothering to qualify it as Einstein's Miracle Year! (Altogether Einstein published at least 300 books or papers on physics.)

Although most famous for his Special and General Theories of Relativity, Einstein's discovery of the photon made him the key pioneer in quantum theory (and led to his only Nobel Prize). Many years later, he was first to call attention to the "spooky" nature of quantum entanglement.

Einstein certainly has the breadth, depth, and historical importance to qualify for this list; but his genius and significance were not in the field of pure mathematics. (He acknowledged his limitation, writing "I admire the elegance of your [Levi-Civita's] method of computation; it must be nice to ride through these fields upon the horse of true mathematics while the like of us have to make our way laboriously on foot.") Einstein was a mathematician, however; he pioneered the application of tensor calculus to physics and invented the "Einstein summation notation." I've chosen to include him on this list because his extreme greatness overrides his focus away from math. Einstein ranks #10 on Michael Hart's famous list of the Most Influential Persons in History. His General Theory of Relativity has been called the most creative and original scientific theory ever. Einstein once wrote "... the creative principle resides in mathematics [; thus] I hold it true that pure thought can grasp reality, as the ancients dreamed."

Matematika sebagai ilmu pengetahuan

Carl Friedrich Gauss mengatakan matematika sebagai "Ratunya Ilmu Pengetahuan". Di dalam bahasa aslinya, Latin Regina Scientiarum, juga di dalam bahasa Jerman Königin der Wissenschaften, kata yang bersesuaian dengan ilmu pengetahuan berarti (lapangan) pengetahuan. Jelas, inipun arti asli di dalam bahasa Inggris, dan tiada keraguan bahwa matematika di dalam konteks ini adalah sebuah ilmu pengetahuan. Pengkhususan yang mempersempit makna menjadi ilmu pengetahuan alam adalah di masa terkemudian. Bila seseorang memandang ilmu pengetahuan hanya terbatas pada dunia fisika, maka matematika, atau sekurang-kurangnya matematika murni, bukanlah ilmu pengetahuan. Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, maka mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan."

Banyak filsuf yakin bahwa matematika tidaklah terpalsukan berdasarkan percobaan, dan dengan demikian bukanlah ilmu pengetahuan per definisi Karl Popper.[23] Tetapi, di dalam karya penting tahun 1930-an tentang logika matematika menunjukkan bahwa matematika tidak bisa direduksi menjadi logika, dan Karl Popper menyimpulkan bahwa "sebagian besar teori matematika, seperti halnya fisika dan biologi, adalah hipotetis-deduktif: oleh karena itu matematika menjadi lebih dekat ke ilmu pengetahuan alam yang hipotesis-hipotesisnya adalah konjektur (dugaan), lebih daripada sebagai hal yang baru." Para bijak bestari lainnya, sebut saja Imre Lakatos, telah menerapkan satu versi pemalsuan kepada matematika itu sendiri.

Sebuah tinjauan alternatif adalah bahwa lapangan-lapangan ilmiah tertentu (misalnya fisika teoretis) adalah matematika dengan aksioma-aksioma yang ditujukan sedemikian sehingga bersesuaian dengan kenyataan. Faktanya, seorang fisikawan teoretis, J. M. Ziman, mengajukan pendapat bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan umum dan dengan demikian matematika termasuk di dalamnya. Di beberapa kasus, matematika banyak saling berbagi dengan ilmu pengetahuan fisika, sebut saja penggalian dampak-dampak logis dari beberapa anggapan. Intuisi dan percobaan juga berperan penting di dalam perumusan konjektur-konjektur, baik itu di matematika, maupun di ilmu-ilmu pengetahuan (lainnya). Matematika percobaan terus bertumbuh kembang, mengingat kepentingannya di dalam matematika, kemudian komputasi dan simulasi memainkan peran yang semakin menguat, baik itu di ilmu pengetahuan, maupun di matematika, melemahkan objeksi yang mana matematika tidak menggunakan metode ilmiah. Di dalam bukunya yang diterbitkan pada 2002 A New Kind of Science, Stephen Wolfram berdalil bahwa matematika komputasi pantas untuk digali secara empirik sebagai lapangan ilmiah di dalam haknya/kebenarannya sendiri.

Pendapat-pendapat para matematikawan terhadap hal ini adalah beraneka macam. Banyak matematikawan merasa bahwa untuk menyebut wilayah mereka sebagai ilmu pengetahuan sama saja dengan menurunkan kadar kepentingan sisi estetikanya, dan sejarahnya di dalam tujuh seni liberal tradisional; yang lainnya merasa bahwa pengabaian pranala ini terhadap ilmu pengetahuan sama saja dengan memutar-mutar mata yang buta terhadap fakta bahwa antarmuka antara matematika dan penerapannya di dalam ilmu pengetahuan dan rekayasa telah mengemudikan banyak pengembangan di dalam matematika. Satu jalan yang dimainkan oleh perbedaan sudut pandang ini adalah di dalam perbincangan filsafat apakah matematika diciptakan (seperti di dalam seni) atau ditemukan (seperti di dalam ilmu pengetahuan). Adalah wajar bagi universitas bila dibagi ke dalam bagian-bagian yang menyertakan departemen Ilmu Pengetahuan dan Matematika, ini menunjukkan bahwa lapangan-lapangan itu dipandang bersekutu tetapi mereka tidak seperti dua sisi keping uang logam. Pada tataran praktisnya, para matematikawan biasanya dikelompokkan bersama-sama para ilmuwan pada tingkatan kasar, tetapi dipisahkan pada tingkatan akhir. Ini adalah salah satu dari banyak perkara yang diperhatikan di dalam filsafat matematika.

Penghargaan matematika umumnya dipelihara supaya tetap terpisah dari kesetaraannya dengan ilmu pengetahuan. Penghargaan yang adiluhung di dalam matematika adalah Fields Medal (medali lapangan), dimulakan pada 1936 dan kini diselenggarakan tiap empat tahunan. Penghargaan ini sering dianggap setara dengan Hadiah Nobel ilmu pengetahuan. Wolf Prize in Mathematics, dilembagakan pada 1978, mengakui masa prestasi, dan penghargaan internasional utama lainnya, Hadiah Abel, diperkenalkan pada 2003. Ini dianugerahkan bagi ruas khusus karya, dapat berupa pembaharuan, atau penyelesaian masalah yang terkemuka di dalam lapangan yang mapan. Sebuah daftar terkenal berisikan 23 masalah terbuka, yang disebut "masalah Hilbert", dihimpun pada 1900 oleh matematikawan Jerman David Hilbert. Daftar ini meraih persulangan yang besar di antara para matematikawan, dan paling sedikit sembilan dari masalah-masalah itu kini terpecahkan. Sebuah daftar baru berisi tujuh masalah penting, berjudul "Masalah Hadiah Milenium", diterbitkan pada 2000. Pemecahan tiap-tiap masalah ini berhadiah US$ 1 juta, dan hanya satu (hipotesis Riemann) yang mengalami penggandaan di dalam masalah-masalah Hilbert.


dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika